
Kalau membicarakan soal fabric alias kain, mungkin yang terlintas di benak Anda adalah sekumpulan benang yang entah dirajut, ditenun, direnda atau diikat sehingga menghasilkan lembaran kain. Bicara soal kain pun, yang terlintas di pikiran adalah lembaran besar yang bisa digunakan untuk bahan dasar pembuatan pakaian, celana bahkan hijab. Namun ada jenis kain yang berbeda yakni webbing fabric.
Dari jenis namanya saja, Anda tentu dapat menebak kaliu kain webbing ini tentu berbeda dengan kain pada umumnya. Pun demikian dengan narrow fabric yang juga populer berkat daya tahannya.
Lantas, apa itu webbing fabric sebetulnya?
Dilansir Wikipedia, kain webbing sebetulnya adalah jenis kain tenun yang biasanya berbentuk datar memanjang yang pipih dan memiliki serat-serat benang yang kuat. Tak heran kalau akhirnya kain jenis ini seringkali digunakan sebagai pengganti tali.
Kain webbing biasanya menjadi komponen utama dalam produk-produk peralatan pendakian dan kegiatan outdoor seperti terjun payung atau balap mobil, industri otomotif, manufaktur sampai pakaian militer.
Bahan-Bahan dan Proses Pembuatan Webbing Fabric
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kain webbing ini memiliki tekstur benang tenun yang sangat kuat. Keberadaan benang-benang kuat itu sendiri memang tak lepas dari material yang digunakan untuk kain webbing. Di awal kemunculannya dulu, kain jenis ini dibuat dari bahan katun atau rami yang kemudian berkembang seiring dengan peradaban manusia.
Berikut beberapa bahan yang kerap kali digunakan dalam kain webbing:
1. Polypropylene
Sering disebut sebagai polipropen, bahan ini merupakan termoplastik yang mempunyai sifat kaku, tidak memiliki bau dan tahan terhadap bahan-bahan kimia seperti pelarut, asam hingga basa. Tak heran karena polipropen terbuat dari monomer propilena. Meskipun begitu bahan ini sangat ringan, lembut dan ekonomis.
Kain webbing yang menggunakan material polipropen biasanya memiliki ketebalan sekitar dua milimeter.
2. Kapas yang Diperkuat Nilon
Bisa dibilang bahwa kapas dan nilon adalah dua material utama industri tekstil. Yang membedakan kedua bahan ini adalah kapas merupakan serat alami dari tanaman kapas, sementara nilon adalah serat sintetis yang dibuat dari asam dikarboksilat dan diamina. Penggabungan kapas dan nilon akan menghasilkan kain webbing yang tebal dan kuat dengan ketebalan sekitar 1,5 milimeter.
3. Ultra Abrasion Resistant Nylon
Secara mudahnya, material ini merupakan serat nilon yang tahan abrasi. Kain webbing dengan bahan ini akan menghasilkan tenunan yang begitu padat lantaran dalam proses produknya memang melibatkan alat-alat canggih. Tak berbeda jauh dengan polipropen, ketebalan bahan webbing ini mencapai dua milimeter.
Jenis dan Penggunaan Webbing Fabric
Pada dasarnya ada dua jenis kain webbing yang paling mendasar yakni flat alias solid webbing yang memang dibuat dari serat-serat tenun dengan desain mendatar, lalu kedua adalah tubular webbing yang pada umumnya jauh lebih tebal tapi begitu fleksibel dan dinamis jika dibandingkan jenis flat webbing. Kendati jenisnya berbeda, kedua macam kain webbing itu dapat dipakai dalam kebetuhan keseharian manusia.
Misalkan saja kain webbing untuk militer dipakai dalam peralatan terjun payung seperti halnya narrow fabric. Ada juga kain webbing yang dipakai untuk industri dirgantara mulai dari seragam penerbangan, sabuk pengaman di pesawat hingga kargo. Lalu ada juga webbing fabric yang dibuat untuk kebutuhan petugas keamanan sampai murni urusan komersial. Apapun itu, jenis kain ini benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat.